Bullyid Indonesia Serukan Dampak Perundungan Siber untuk Individu dan Publik
Jakarta, 23 September 2022 – Seiring dengan kemajuan teknologi yang perkembangannya sangat cepat terdapat celah-celah untuk terjadinya kejahatan salah satunya adalah perundungan siber. Meskipun angka korban perundungan siber tinggi namun kesadaran akan jenis-jenis perundungan siber masih rendah dikarenakan belum banyak yang mengetahui dampak dari perundungan siber.
Dalam talkshow ini Agita Pasaribu yang merupakan Pendiri dan Direktur Eksekutif dari Bullyid Indonesia mengungkapkan bahwa korban perundungan siber seringkali tidak bercerita, karena korban beranggapan bahwa dengan bercerita hanya akan menambah beban pikirannya dan umumnya korban tidak percaya bahwa ada institusi atau lembaga yang bisa menolongnya. Itulah mengapa orang terdekat merupakan aktor penting yang mempengaruhi korban untuk melaporkannya atau sekedar memberikan ruang aman untuk korban bercerita.
Selain perundungan online pengguna sosial media sekarang juga dihadapkan dengan permasalahan kekerasan siber berbasis gender (KSBG) yang umumnya menyasar seorang perempuan sebagai korban. Ketika terjadi KSBG tidak hanya korban yang dapat mengalami gangguan terhadap kesehatan mental namun juga keluarga dan orang-orang terdekat korban juga dapat mengalami gangguan seperti trauma, ketakutan dan lainnya.
“Meskipun platform media sosial sudah memiliki fitur menghapus konten namun jejak digital yang sudah di distribusi secara luas sulit untuk dihapus. Jadi sebetulnya tidak ada platform yang betul-betul aman.” – Agita Pasaribu
Acara talkshow ini termasuk dari Cyber Bullying series yang diadakan oleh @atamerica, selain Bullyid Indonesia @atamerica juga menggandeng organisasi Dayadik Indonesia dan Army Help Center Indonesia. Talkshow yang berlangsung pada 16 dan 23 September 2022 ini tidak hanya mengedukasi perihal perundungan siber dan bagaimana cara mengenali ciri-ciri perundungan siber namun juga mencakup pada pemulihan psikologis korban yang terkena perundungan.