Kekerasan Seksual
(Sexual Assault)

Kekerasan seksual (sexual assault) terjadi ketika seseorang memaksa, mengancam, atau memanipulasi orang lain untuk melakukan tindakan seksual yang tidak dia inginkan.

Artikel ini membahas apa itu kekerasan seksual, bagaimana kekerasan seksual dapat berdampak pada kehidupan seseorang, apa yang harus dilakukan jika kamu mengalami kekerasan seksual, dan layanan dukungan apa yang tersedia bagi penyintas kekerasan seksual dan orang yang mereka cintai.

Ingat: kekerasan seksual bukanlah salah korban. Satu-satunya pihak yang bersalah adalah mereka yang melakukannya. Walaupun perjalanan menuju pemulihan dari kekerasan seksual bisa terasa menakutkan, kamu tidak harus melakukannya sendiri: ada pihak-pihak yang dapat membantu dan mendukungmu

Apa itu kekerasan seksual?

Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), kekerasan seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan pendidikan dengan aman dan optimal.

Kekerasan seksual dilakukan tanpa persetujuan (consent) satu pihak serta dapat terjadi kepada siapa saja tanpa memandang gender, usia, orientasi seksual, disabilitas, agama, dan status sosial.

    Kekerasan seksual memiliki berbagai bentuk, yaitu:

  • Perkosaan atau percobaan perkosaan
  • Melakukan kontak fisik atau mengancam untuk melakukan kontak fisik secara seksual tanpa persetujuan
  • Memaksa seseorang untuk melakukan tindakan seksual, seperti melakukan seks oral atau penetratif kepada pelaku
  • Pelecehan seksual anak: menggunakan kekuasaan atas anak/remaja untuk melibatkan mereka dalam aktivitas seksual
  • Perdagangan paksa untuk tujuan seksual dan prostitusi paksa (eksploitasi seksual)
  • Pemaksaan kehamilan atau aborsi
  • Pemaksaan penggunaan alat kontrasepsi/sterilisasi
  • Pemaksaan perkawinan
  • Masturbasi di depan umum
  • Menonton seseorang melakukan tindakan seksual tanpa izin dan sepengetahuannya
  • Mengambil dan membagikan gambar, video, atau audio bernuansa seksual orang lain tanpa izin
Apa itu persetujuan seksual (sexual consent?

Persetujuan seksual (sexual consent) terjadi ketika semua orang yang terlibat dalam kegiatan seksual setuju dan berpartisipasi aktif di dalamnya. Ketika seseorang memberikan persetujuan seksual, ia ingin berada situasi seksual dan mampu mengekspresikan apa yang ia sukai dan tidak sukai.

Persetujuan seksual memiliki lima karakteristik, yaitu FRIES. FRIES sendiri merupakan singkatan dari:

  • Freely given (diberikan secara sukarela): persetujuan seksual diberikan secara sukarela tanpa paksaan maupun pengaruh narkoba atau alkohol.
  • Reversible (dapat diubah): preferensi seseorang dapat berubah, termasuk keinginannya untuk berhubungan seksual.
  • Informed (jelas): persetujuan seksual harus diketahui dengan jelas.
  • Enthusiastic (antusias): saat melakukan hubungan seksual, seseorang hanya melakukan sesuatu yang ia ingin lakukan.
  • Specific (khusus): hanya karena seseorang menyetujui suatu tindakan seksual, belum tentu ia ingin melakukan tindakan seksual lainnya.

Penting untuk fokus terhadap aspek positif atau “ya” dalam hubungan seksual. Saat berada dalam aktivitas seksual, pastikan kamu dan orang-orang yang terlibat selalu merasa aman dan nyaman. Selalu tanya izin dari orang lain sebelum melakukan tindakan seksual yang berbeda dari sebelumnya. Pastikan semua orang tahu bahwa mereka boleh berhenti dari aktivitas seksual yang sedang dilakukan dengan alasan apapun.

Apakah mungkin seseorang yang kukenal melakukan kekerasan seksual?

Ya, kekerasan seksual dapat dilakukan oleh pasangan, anggota keluarga, teman, guru, atau sosok yang dikenal lainnya. Baik orang asing maupun orang yang dikenal punya kemungkinan yang sama untuk melakukan kekerasan seksual.

Status hubungan, seperti pacaran atau menikah, tidak menentukan aman-tidaknya suatu hubungan seksual. Jika sebuah aktivitas seksual dilakukan tanpa persetujuan satu pihak, aktivitas tersebut tergolong sebagai kekerasan seksual. Tidak seorang pun boleh berasumsi bahwa kamu selalu menyetujui aktivitas seksual, bahkan jika kamu pernah berhubungan seks dengan orang tersebut sebelumnya.

Bagaimana dampak kekerasan seksual pada penyintas?

Kekerasan seksual adalah peristiwa tidak menyenangkan yang memiliki banyak dampak negatif. Dampak-dampak tersebut antara lain:

  • Sebagai pengalaman traumatis, seseorang dapat merasa syok, takut, cemas, dan sedih. Ia dapat mengalami gejala-gejala gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD).
  • Gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi
  • Kehilangan harga diri, merasa malu
  • Merasa tidak aman saat beraktivitas
  • Menyalahkan diri sendiri atas kekerasan seksual yang terjadi
  • Sulit mempercayai orang lain

Sangat normal jika butuh berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk menyadari bahwa pengalaman masa lalu adalah serangan seksual. Menghadapi trauma bisa sangat sulit. Kamu mungkin merasa tidak dapat menerima apa yang sebenarnya terjadi, atau ingin menjauhkan atau mengalihkan perhatian kamu dari pengalaman tersebut. Kamu mungkin merasa lebih baik menyangkal fakta bahwa apa yang terjadi pada kamu adalah serangan seksual karena terlalu mengerikan atau menakutkan untuk dipikirkan. Atau kamu mungkin baru menyadari bahwa yang terjadi pada kamu adalah kekerasan seksual.

Apa yang harus kulakukan jika mengalami kekerasan seksual?
Pastikan diri aman dari bahaya

Jika kamu baru saja mengalami kekerasan seksual, kamu mungkin perlu mengambil langkah segera untuk memastikan kamu aman dan jauh dari pelaku. Hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah menelepon seseorang untuk meminta bantuan.

Kamu mungkin perlu menelepon polisi atau ambulans jika kamu terluka. Orang-orang yang bekerja untuk layanan darurat dilatih secara khusus untuk membantu penyintas kekerasan seksual. Mereka dapat membawamu ke tempat yang aman.

Bicaralah dengan orang terdekat yang dapat dipercaya

Setelah berada di tempat yang aman, kamu bisa memberitahu teman, anggota keluarga, atau orang-orang lainnya yang bisa kamu percaya. Tidak perlu buru-buru menceritakan semuanya; kamu dapat menyiapkan waktu yang tepat jika kamu sudah siap.

Hubungi layanan profesional

Ada berbagai jenis bantuan profesional untuk penyintas kekerasan seksual. Kamu dapat menghubungi konselor hotline kekerasan seksual atau tenaga kesehatan seperti psikolog dan psikiater. Mereka terlatih dalam menangani kekerasan seksual sehingga mampu memahami apa yang kamu alami dan rasakan. Tidak hanya itu, mereka juga dapat membantumu menentukan apa yang ingin kamu lakukan selanjutnya.

Tidak ada cara yang “benar” untuk menanggapi kekerasan seksual

Pemulihan setiap penyintas kekerasan seksual akan berbeda-beda. Tidak ada langkah yang “benar” atau “paling tepat” untuk menanggapi kekerasan seksual yang kamu alami. Kamu mungkin merasakan tekanan dari teman, keluarga, atau bahkan dari masyarakat secara umum untuk merespons dengan cara tertentu. Namun, kamu harus selalu mempercayai naluri kamu sendiri dan tidak pernah melakukan apa pun yang tidak ingin kamu lakukan.