Jenis-jenis Gangguan Kecemasan

Kecemasan adalah respons alami terhadap situasi yang tidak pasti dan mengancam. Namun, bagi sebagian orang, kecemasan dapat terjadi dalam banyak situasi. Kecemasan yang berlebihan dan lebih intens dapat membuat seseorang menghindar dari kegiatan sehari-hari, menarik diri, dan mungkin mengalami serangan panik. Keadaan ini dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan.

Secara umum, jenis-jenis gangguan kecemasan adalah:

  • Gangguan kecemasan menyeluruh (generalized anxiety disorder)
  • Gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder)
  • Gangguan panik (panic disorder)
  • Gangguan fobia spesifik (specific phobia)
  • Agorafobia (agoraphobia)

Gangguan kecemasan menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder/GAD)

Gangguan kecemasan menyeluruh (GAD) terjadi jika seseorang merasa cemas setiap saat, bahkan di situasi yang tidak mengancam. Seseorang dengan GAD mengkhawatirkan banyak masalah dalam kehidupannya. Tidak hanya gejala psikologis seperti kesulitan untuk merasa tenang, ia juga mengalami gejala fisik seperti pusing, jantung berdebar, sesak napas, dan lain-lain.

Mereka yang memiliki GAD dapat mengalami kecemasan berkepanjangan, bahkan hingga berbulan-bulan lamanya. Perasaan cemas yang mereka alami setiap harinya dapat menyulitkan mereka untuk berkegiatan sehari-hari.

Gangguan kecemasan sosial (Social Anxiety Disorder)

Gangguan kecemasan sosial dicirikan dengan ketakutan untuk berinteraksi sosial. Orang dengan gangguan ini cenderung menarik diri dari orang lain dan tidak berbicara dengan orang lain. Ia juga merasa tidak nyaman jika harus berbicara di depan umum.

Biasanya, orang yang memiliki gangguan kecemasan sosial merasakan takut yang intens akan dipermalukan. Ia memilih untuk tidak bicara dengan orang-orang di sekitarnya supaya tidak dipandang buruk. Jika ia harus berinteraksi sosial, ia dapat mengalami serangan panik.

Gangguan panik (Panic Disorder)

Gangguan ini memiliki kaitan erat dengan serangan panik (panic attacks). Serangan panik adalah ketakutan intens yang muncul tiba-tiba atau didorong oleh pemicu (trigger). Saat seseorang mengalami serangan panik, ia dapat merasakan hal-hal berikut:

  • Jantung berdebar cepat dan kencang
  • Berkeringat
  • Pernapasan pendek dan sesak
  • Pusing, gemetar
  • Tiba-tiba merasa kepanasan/kedinginan
  • Mual dan sakit perut
  • Perasaan kehilangan kendali, takut akan kematian, dan terlepas dari dunia nyata

Gangguan panik terjadi ketika seseorang mengalami serangan panik secara tiba-tiba, kemudian merasa cemas akan mengalaminya lagi. Oleh karena itu, ia akan berusaha untuk menghindari situasi yang dapat memicu serangan paniknya.

Gangguan fobia spesifik (Specific phobia)

Wajar bagi kita untuk merasa takut terhadap hal-hal yang dapat membahayakan kita. Namun, bagi beberapa orang, perasaan takut yang mereka alami begitu besar dan berlebihan. Mereka merasa amat cemas ketika dipicu oleh objek, situasi, atau sosok tertentu. Oleh karena itu, mereka berusaha menghindari hal-hal yang dapat memicu ketakutan mereka.

Fobia yang umum ditemukan antara lain adalah:

  • Ketinggian
  • Hewan-hewan tertentu (anjing, ular, laba-laba, kecoa)
  • Jarum suntik
  • Darah

Agorafobia (Agoraphobia)

Agorafobia merupakan bentuk fobia spesifik terhadap dua atau lebih situasi-situasi berikut:

  • Menggunakan kendaraan umum
  • Berada di tempat terbuka
  • Berada di tempat tertutup
  • Berdiri di dalam antrean atau di dalam kerumunan
  • Di luar rumah seorang diri

Jika berada dalam situasi-situasi di atas, seseorang dengan agorafobia akan mengalami kecemasan tinggi dan serangan panik. Oleh karena itu, mereka biasanya menghindar atau menarik diri. Dalam beberapa kasus, mereka dengan agorafobia akan menetap di rumah dan menolak untuk keluar.

Selain gangguan-gangguan kecemasan di atas, terdapat gangguan psikologis lain yang terkait dengan kecemasan. Gangguan-gangguan tersebut adalah gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder/OCD) dan gangguan stress pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD).

Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder/OCD)

Gangguan ini memiliki dua komponen: obsesi (pikiran atau dorongan yang mengganggu dan tidak masuk akal) dan kompulsi (tingkah laku atau pola pikir yang dilakukan untuk meringankan perasaan tidak nyaman dari obsesi). Seseorang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) mengalami kecemasan karena obsesi yang ia alami. Akibatnya, ia melakukan perilaku kompulsif yang dapat meredakan obsesinya. Namun, perilaku ini tidak dapat benar-benar menghilangkan obsesinya.

Berikut adalah beberapa contoh perilaku obsesif-kompulsif:

  • Mencuci tangan beberapa kali karena cemas akan kebersihan diri
  • Menghitung uang, kemudian menghitung ulang karena khawatir hitungan sebelumnya belum tepat
  • Menyalakan dan mematikan kompor berkali-kali untuk memastikan keselamatan rumah

Gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD)

Pengalaman traumatis dapat mengubah hidup kita. Menyaksikan atau mengalami kekerasan, pelecehan, perundungan, bencana alam, dan kecelakaan, dapat membuat kita cemas dan stres. Bagi sebagian orang, gejala-gejala ini akan hilang dalam jangka pendek. Namun, sebagian lainnya dapat mengalaminya lebih lama hingga mengganggu kegiatan sehari-hari mereka. Orang-orang ini dapat memperoleh diagnosis gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD).

Orang-orang dengan PTSD memiliki kecemasan terkait peristiwa traumatis dalam bentuk-bentuk berikut:

  • Mengingat kembali peristiwa traumatis, seperti kilas balik (flashback), mimpi buruk, pikiran-pikrian intrusif, dan merasakan ulang sensasi fisik dari peristiwa
  • Menghindari tempat atau objek tertentu yang mengingatkan pada peristiwa traumatis
  • Sulit mengingat peristiwa traumatis, merasa bersalah, rendah diri, dan derealisasi (menganggap dunia tidak nyata)
  • Suli tidur dan berkonsentrasi, mudah tersinggung, serta mudah merasa tidak nyaman bila terpapar sesuatu yang mengingatkan pada peristiwa traumatis

Menangani gangguan kecemasan

Gangguan-gangguan kecemasan dapat ditangani dengan cara-cara berikut:

https://www.traditionrolex.com/31

  • Terapi psikologis, misalnya terapi behavioral-kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT)
  • Pemberian obat-obatan (medikasi)
  • Support group
  • Teknik relaksasi dan manajemen stres

Jika kamu mengalami kecemasan, Bullyid dapat membantu! Kamu dapat menceritakannya kepada Mental Health Support Volunteer dan Psikolog di https://experts.bullyid.org.