Mendukung Penyintas Kekerasan Seksual
Mendengar kabar bahwa seseorang yang kamu kasihi mengalami kekerasan seksual tentu mengejutkan. Mungkin kamu merasa bingung mengenai apa yang harus kamu katakan dan bagaimana kamu bisa mendukung mereka dengan baik. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu dan mendukung penyintas kekerasan seksual.
Ingat, setiap orang memiliki proses pemulihan yang berbeda-beda. Jika kamu ragu, kamu dapat menanyakan orang tersebut apa yang ia butuhkan dan menghargai keputusannya.
Pastikan ia amanPastikan orang terdekatmu tidak dalam bahaya secara langsung, terutama jika ia datang kepadamu untuk meminta bantuan segera setelah kejadian. Mereka mungkin membutuhkan kamu untuk menelepon polisi atau ambulans.
Namun, dalam kebanyakan kasus, kekerasan seksual biasanya sudah terjadi berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun sebelumnya. Berapapun lama jarak kekerasan seksual yang terjadi, kamu bisa bertanya, “Apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu aman?”
Jika ia masih dalam ancaman pelaku kekerasan seksual (misalnya diuntit/stalking atau diganggu lewat media sosial), kamu dapat membantunya menyusun rencana darurat. Rencana darurat berguna jika ia tiba-tiba kembali berada dalam situasi berbahaya.
Berikan kata-kata suportifMenceritakan pengalaman kekerasan seksual membutuhkan keberanian. Jika seseorang memberitahumu bahwa ia telah mengalami kekerasan seksual, artinya ia percaya padamu dan merasa aman untuk membagikan lukanya. Ketika itu terjadi, pertama-tama kamu dapat berterima kasih karena sudah mempercayaimu. Berilah ia apresiasi karena telah berani membuka diri tentang peristiwa yang sulit.
Setelah itu, kamu perlu memberinya dukungan. Tunjukkan bahwa kamu percaya padanya. Kalimat-kalimat berikut bisa kamu gunakan untuk menunjukkan bahwa kamu ada di sisinya:
- “Aku turut sedih kejadian ini menimpamu.”
- “Seharusnya peristiwa ini tidak terjadi padamu.”
- “Ini bukan salahmu.”
- “Kamu tidak berhak untuk diperlakukan seperti ini.”
- “Aku percaya padamu.”
- “Kamu tidak sendiri.”
Kekerasan seksual adalah pengalaman yang tak menyenangkan dan dapat menimbulkan trauma. Mengingat kembali pengalamannya tentu membuatnya tidak nyaman. Oleh karena itu, mungkin penyintas tidak selalu menceritakan detail dari pengalamannya. Lebih baik membiarkannya bercerita sesuai kesiapannya daripada memaksanya untuk menjelaskan seluruh detail yang ada.
Selain itu, kecuali diperlukan dan diizinkan, kamu juga perlu menjaga kerahasiaan pengalaman kekerasan seksual penyintas. Biarkan ia yang menentukan siapa yang ingin ia beritahu. Jika memang diperlukan, kamu dapat memberitahu penyintas dulu siapa orang lain yang ingin kamu beritahu serta tujuannya.
Ajak ia untuk mendapatkan dukunganTidak apa-apa untuk mengakui bahwa kamu tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Kamu dapat meluangkan waktu untuk melakukan riset mengenai bantuan untuk penyintas kekerasan seksual. Ada banyak sumber daya yang tersedia untuk penyintas kekerasan seksual, termasuk hotline kekerasan seksual dan konseling psikologis.
Jika penyintas membutuhkan perhatian medis selepas kejadian, kamu dapat mengajaknya mencari bantuan medis. Berkonsultasi ke dokter umum atau ahli kesehatan lainnya dapat membantu. Tidak hanya memberikan saran, mereka juga bisa menyediakan tes untuk mengetahui apakah penyintas berisiko mengalami infeksi menular seksual (IMS) atau kehamilan.
Namun, ingatlah bahwa keputusan ini berada di tangan penyintas. Ialah satu-satunya orang yang dapat memutuskan langkah yang ia harus ambil selanjutnya.
Yang sebaiknya dihindariDalam mendukung penyintas kekerasan seksual, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan:
- Bersikap menghakimi dan tidak percaya pada penyintas. Penyintas telah menunjukkan kerentannya dengan memberitahumu tentang kekerasan seksual yang ia alami. Jarang sekali seseorang berpura-pura mengalami kekerasan seksual.
- Memaksa penyintas untuk menceritakan pengalaman kekerasan seksual secara mendetail. Kekerasan seksual adalah pengalaman traumatis dan mengingatnya dapat membuat penyintas tidak nyaman. Biarkan ia bercerita sesuai kemampuannya.
- Menyuruh penyintas untuk membiarkan/segera melupakan kejadian kekerasan seksual. Sebagai pengalaman traumatis, kekerasan seksual tidak bisa dilupakan begitu saja. Setiap orang memiliki proses pemulihan yang berbeda-beda.
Mungkin sangat sulit—atau bahkan memicu pikiran dan perasan tidak nyaman—mengetahui seseorang yang kamu sayangi mengalami kekerasan seksual. Kamu mungkin merasa cemas, sedih, kewalahan, marah, atau tidak berdaya. Kamu tidak sendiri. Bicaralah dengan seseorang yang kamu percayai, seperti keluarga dan teman, atau hubungi layanan dukungan.
Ingat: kamu tidak dapat menyelesaikan masalah yang dialami orang lain. Namun, hanya dengan berada di sisi penyintas, kamu dapat membantu proses pemulihannya.